Oleh: Prof. DR. Zahra’ Mushthafawi
Pertama: sebagai dasar argumen saya harus menjelaskan dengan
penjelasan yang sebenarnya bahwa Islam dan Imam Khumaini (ra) tidak pernah
menyebut wanita sebagai makhluk yang berbeda dengan laki-kali dari sisi:
penciptaan, ketaatan, ibadah, siksa dan pahala. Bahkan begitu hormatnya Imam
Khumaini (ra) terhadap hak-hak wanita, beliau sering menegaskan
persoalan-persoalan wanita dalam acara-acara dan hari-hari yang khusus bagi
wanita. Tujuannya jelas adalah untuk memberikan nilai dan kedudukan yang mulia
bagi wanita.
Kedua: Dalam sebagian pembahasan dan kajian tentang hak dan
hakikat wanita sering dijumpai banyak kelemahan dan kekurangan. Ini jelas
disebabkan oleh pandangan dan pemikiran yang salah tentang hakikat wanita.
Karena itu untuk membahas tentang makhluk yang mulia ini dan kedudukannya yang
sejati di tengah-tengah masyarakat, dari sudut pandang Islam, membutuhkan
kajian yang cukup mendalam dan mendasar.
Pandangan terhadap kesejatian wanita bergantung pada
pandangan kita terhadap keterciptaan alam. Pendangan terhadap wanita
bermacam-macam: Dunia barat dengan kapitalisme punya pandangan tersendiri,
dunia timur dengan sosialisme juga punya pandangan tersendiri. Kedua pandangan
ini tujuannya sama, yang berbeda hanya cara mencapainya. Yang satu bersifat
individual, dan yang lain bersifat kolektif. Keduanya bertujuan pada materi.
Kami memandang bahwa pembahasan ini tak akan membuahkan
hasil selama pandangan kita belum ada perubahan terhadap tujuan penciptaan
alam, dan pandangan terhadap kesejatian kedudukan wanita.
Sungguh sekarang sudah saatnya kaum wanita muslimah menuntut
kesejatian haknya yang telah lama dibelenggu, dirampas dan dihinakan.
Kaum wanita muslimah harus benar2 memiliki kemampuan untuk
memahami pemikiran yang menyimpang, baik dari barat maupun timur, atau yang
mengatasnamakan Islam. Karena akibat dari pemikiran inilah peradaban manusia
telah dihancurkan.
Kita harus mengenal bahwa wanita adalah makhluk Allah swt
yang punya kemampuan untuk mencapai derajat manusia yang mulia. Pandangan
dan pemikirannya dapat menyinari sejarah manusia, revolusi, dan kebangkitan
melalui sinar cahayanya yang khas.
Kita harus menyadari bahwa kezaliman dan pribadi-pribadi
yang hina, mereka akan memadamkan cahaya kaum wanita, dan hanya
memanfaatkan tubuh dan bilogisnya. Orang-orang jahiliyah di zaman dahulu mengubur
tubuh wanita hidup-hidup. Tapi jahiliyah di abad modern mengubur pribadi dan
spiritual kaum wanita muslimah. Imam Ali bin Abi Thalib (as) pernah berkata:
“Aku heran terhadap orang yang mencari barangnya yang hilang, tetapi tak pernah
mau mencari dirinya.”
Imam Khumaini (ra) berkata: “Awal perjalanan spiritual
adalah kebangkitan”.
Khawwajah Al-Anshari (ra) mengatakan: “Awal perjalanan
spiritual adalah kebangkitan dan penjagaan kesucian diri.”
Kaum wanita harus bangkit. Allah swt menyerukan kita: “Hendaknya
kamu bangkit.” (Saba ’: 46). Ayat ini
menyerukan pada kesadaran, dan kesadaran merupakan bagian dari kebangkitan.
Yakni kesadaran dari kelalaian yang harus diikuti oleh kebangkitan.
Sekarang ini kita sedang berada dalam kondisi yang mabuk dan
lalai akibat watak hewani yang dibelenggu oleh syahwati. Watak yang membius
seluruh orgam tubuh kita, lalu kita mendengar panggilan Ilahi yang menyerukan
kita harus bangkit dari tidur panjangnya.
Dengan adanya kaidah: “kenalilah sesuatu melalui lawannya”.
Ini mengharuskan kita mengenal: Mengapa terjadi kelalaian terhadap Yang Maha
Suci? Dan Zat Yang Maha Suci hadir tanpa suatu undangan?
Untuk menjawab pertanyaan ini, mari simak pernyataan Imam
Khumaini (ra):
“Kebiasaan yang menyimpang adalah kegelapan, dan akhlak yang
hina adalah kabut yang menghitam. Cahayanya adalah seruan Allah swt, dan Islam
yang membimbing kita kepada-Nya. Bergegaslah beramal dengan hukum-hukum Islam
dan tolaklah selain itu.”
Memang watak buruk dapat merubah kehidupan manusia. Manusia
manjadi tidak mengenal dirinya dan asing dari dirinya sendiri. Inilah yang
terjadi saat nilai-nilai kesejatian Islam dan manusia telah padam. Akhlak yang
mulia menjadi rusak dan hina, manusia dikuasi amarah dan syahwat hewaninya.
Orang-orang yang dekat dengan penguasa yang zalim akan
memamfaatkan kesempatan ini, membuat perangkap-perangkap dan langkah-langkah
untuk menjerumuskan manusia khususnya wanita ke lembah kehinaan dan kehancuran.
Langkah-langkah keji ini akan memadamkan api spiritual manusia khususnya
wanita. Mereka menyebarkan perangkap-perangkap itu di tengah-tengah masyarakat,
lalu menggiring kaum wanita pada jurang kehinaan.
Agar kaum wanita tidak terjebak oleh pemikiran yang hina
yang nampaknya Islami tapi sebenarnya tidak, mari kita simak pernyataan Imam
Khumaini (ra) yang beliau sampaikan pada Hari Wanita thn 1980:
“Fatimah Az-Zahra’ adalah sosok wanita yang memiliki
keutamaan-keutamaan yang tidak kurang dari keutamaan-keutamaan Nabi saw dan
Ahlul bait (as) yang suci dan makshum. Kita harus memfokuskan pandangan kita
pada keutamaan-keutamaan wanita. Tulisan-tulisan yang penuh racun,
narasi-narasi bayaran dan kebodohan telah tersebar di celah-celah 50 tahun yang
lalu pada masa Pahlavi. Sehingga ia menjadikan kaum wanita sebagai barang
dagangan.”
Dari paparan DR. Zahra’ Mushthafawi, dapatkan kita
simpulkan:
1. Kaum wanita
memiliki kedudukan yang mulia di tengah2 masyarakat
2. Kaum wanita
mampu mencapai prestasi sebagaimana dicapai oleh kaum laki-laki.
3. Kaum wanita
dapat menduduki kedudukan yang mulia bukan hanya laki-laki.
4. Kaum
laki-laki tidak boleh merendahkan martabat wanita.
5. Kaum
laki-laki tidak boleh memadamkan cahaya spiritual kaum wanita
6. Kaum
laki-laki jangan menganggap wanita sebagai barang dagangan yang bisa ditukar
dengan materi dan uang.
7. Perdagangan
itu memang ada dua macam: ada yang halal dan ada yang haram. Kedua2nya tak
boleh dijadikan sarana utk merendahkan dan menghinakan martabat wanita.
8. Kaum laki-laki
jangan hanya memanfaat kaum wanita untuk kepuasaan syahwat hewaninya, dengan
menggunakan legalitas syariat lalu membelenggu potensi mereka. Syariat turun
bukan untuk itu. Jika syariat ditegakkan tanpa memperdulikan (dipisahkan dari)
akidah dan akhlak bukan cahanya yang akan didapatkannya, tetapi kegelapan dan
kehinaan yang akan dimasukinya.
9. Kaum
laki-laki harus menghormati kedudukan mulia kaum wanita. Karena secara potensi
laki-laki dan wanita sama, bisa mencapai kedudukan dan prestasi yang mulia. Sumber
Kumpulan Doa-Doa PilihanBaliton CLC Cara Praktis dan Hemat Ningkat Rumah
No comments:
Post a Comment